Istriku Sakit Flu Saat Hamil, Kasihan Dia

Sudah dua hari ini istri saya saat malam hari batuk-batuk dan bersin-bersin tidak seperti biasanya. Kasihan dia, tidurnya tidak bisa nyenyak. Hidungnya mampet, bicaranya sengau dan batuknya membuat bahunya terguncang-guncang.

Usia kehamilannya yang sekarang masuk minggu ke-9 mau tak mau membuatnya ketar-ketir. Ini kehamilan pertama kami. Tadi pagi saya lihat dia sibuk membaca beberapa artikel tentang influenza dan batuk pada saat hamil, saya pun khawatir. Saya pun memutuskan tidak berangkat ke kampus untuk mengawasi dan merawatnya. Hidungnya semakin merah karena sering bersin dan mengelap cairan yang keluar karena flu.

Istri saya tidak suka dingin. Cuaca kota Wellington yang tidak menentu selama hampir seminggu, hujan dan angin, suhu yang mencapai empat derajat celcius mau tak mau membuatnya merasa tak nyaman. Beberapa kali kami kehujanan pada saat berangkat dan pulang dari kampus. Nafsu makan yang kadang turun karena mual dan muntah pada saat hamil membuatnya sedikit lebih kurus. Untuk menghangatkan badannya kadang saya buatkan wedang jahe, meskipun tak senikmat buatan Ibu tapi mudah-mudahan bisa mengurangi rasa dinginnya.

Sebelum shalat Jum’at saya sempatkan mampir ke Pak N Save untuk membeli buah, anggur dan jeruk. Istriku menyukainya. Kehamilannya tentu membatasinya untuk mengkonsumsi berbagai obat-obatan. Buah, sayuran segar, dan daging/ayam yang bersertifikasi halal adalah pilihan yang terbaik untuk ia konsumsi.

Selamat Ulang Tahun Istriku Tercinta, Eflita Meiyetriani

Eflita Meiyetriani, nama yang dulu tidak aku perkirakan akan menjadi pendamping hidup saya. Ada banyak kejutan yang ia saya temukan darinya. Kecantikan yang mungkin tidak bisa ditemukan dengan hanya melihat sekilas, karena ia ada di dalam hatinya yang meliputi seluruh jasmani dan rohaninya.

Satu tahun lalu kami menikah, ada banyak peristiwa suka dan duka yang kami alami. Peristiwa menyenangkan yang membuat saya semakin sayang padanya dan peristiwa-periswtiwa sulit yang membuat kami harus hidup apa adanya, sedih dan sesekali berselisih paham semakin menguatkan cinta kasih kami.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-duapuluh enam tahun. Untuk istriku, suamimu minta maaf karena tidak bisa memberikan sesuatu sebagai hadiah. Suamimu sayang padamu, semakin sayang. Hadiah terbesar di hari ulang tahun suamimu dan ulang tahunmu adalah kehamilanmu, itu adalah karunia Allah yang sudah setahun lebih kita nantikan. Suamimu meminta maaf jika tidak bisa sebaik yang Engkau harapkan, banyak menyakitimu, tidak menuruti keinginanmu dan sesekali marah padamu.

Istri yang kusayangi, entah apa yang akan terjadi di masa mendatang kelak. Kita harus tegar menghadapi semua permasalahan bersama, semakin kuat, semakin menyayangi di masa sekarang dan sampai di hari akhir kita nanti. Suamimu ingin kita menjadi teladan kebaikan, keluarga yang sakinah, mawadah dan warrohmah.

Istriku, Selamat Ulang Tahun. Suamimu ingin menciumu dan bayi kita dengan mesra. Maukah Engkau hidup bersama dan saling menyayangi hingga akhir hayat kita nanti? Sang Pencipta tidak suka diduakan, sifat itu menurun pada hamba-Nya, padamu dan padaku.

SD Negeri Sumberejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora

Sekolah Dasar Negeri Sumberejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengah, ya ini adalah tempat pertama kali dimana saya sekolah. Sekolah dengan 5 kelas dan 1 ruang kantor sekaligus ruang guru ini terletak tak jauh dari pusat desa. Jalan kaki kira-kira ya sepuluh atau lima belas menit. Sekolah yang sebenarnya jauh dari peradaban perkotaan.

Sekolah dengan lapangannya yang luas, sehingga kami puas bermain. Alam yang masih asri dan jauh dari polusi. Tanpa lalu lalang kendaraan yang membahayakan kami. Sekolah yang menyenangkan.

Saya masih ingat dengan Pak Paryono almarhum, guru saya waktu kelas satu dan kelas dua. Beliau rela mengayuh sepedanya yang berjarak 6 kilometer demi untuk mengajar kami. Lalu Pak Siswanto, guru saya waktu kelas 3, dari beliaulah saya pertama kalinya diberi rangking 1 di kelas. Lalu Pak Masudji, guru kelas 4 yang galak dan juga memberi saya nilai terbaik di kelas.

Pak Djoko Suryono mungkin adalah guru saya waktu kelas 5, rumahnya yang tepat berada di depan rumah saya memaksa saya untuk belajar lebih giat. Ada banyak buku, koran dan majalah yang beliau sediakan di saat saya masih belia. Saya ucapkan terimakasih yang besar, di usia 11 tahun saya telah banyak membaca majalah dan koran yang banyak memberi saya gambaran tentang pendidikan tinggi, kuliah di luar negeri dan sebagainya. Saya masih ingat, saat itu saya suka sekali membaca majalah Intisari. Membaca tentang petualangan di alam liar Afrika dimana saat teman-teman sebaya saya tidak menyukainya, entah kapan saya mengunjunginya. Saya bersyukur karena sekarang saya berkesempatan berpetualang dari pulau ke pulau di Indonesia dan ke Selandia Baru. Terima kasih atas ilmunya yang beliau sampaikan, melalui buku dan majalah yang disediakan untuk saya baca.

Lalu Pak Kukuh, guru kelas enam. Saya ucapkan terimakasih atas pengajaran yang diberikan. Pak Soekemi (almarhum), Kepala Sekolah kami yang begitu tegas dan disiplin mengajar anak-anaknya. Beliau adalah guru produk jaman Belanda yang dengan tegas menerapkan disiplin, memotong kuku, duduk tenang saat belajar dan mengajar matematika sehingga mudah saya pahami. Pak Mustaqim, guru agama yang mengajarkan Fiqih, Hadist, dan Aqidah. Dari beliaulah saya mengenal membaca dan menulis Al Qur’an. Terima kasih kepada beliau semuanya.

Sekolah yang dulu di saat saya belajar masih belum ada Taman Kanak-Kanak-nya sekarang alhamdulillah sudah berdampingan. Mudah-mudahan bisa menjadi sekolah yang lebih baik dibanding masa saya sekolah dulu.

Tower Telekomunikasi di Wellington New Zealand

Tower telekomunikasi merupakan perangkat penting untuk menunjang komunikasi di perkotaan, begitu di Wellington. Hanya saja ada perbedaan dalam penempatan dan desain tower di Selandia Baru dan di Indonesia. Aspek keamanan, estetika dan keindahan kota sepertinya menjadi kebijakan yang harus diterapkan dalam pembangunan tower telekomunikasi di sini.

Jika kita bandingkan, secara fisik tower-tower di sini menggunakan tower-tower berdesain light sampai ke midle, berbentuk monopole atau tubular dengan tinggi kurang dari 36 meter, bukan triangle atau empat kaki berketinggian lebih dari 42 meter yang banyak diterapkan di Indonesia. Untuk heavy tower hanya saya temukan di beberapa daerah pegunungan yang mengelilingi kota Wellington, salah satunya adalah yang di Mount Victoria, jauh dari pemukiman padat.

Sedangkan tower-tower di Indonesia meskipun berada di daerah berpemukiman padat tetap menggunakan desain triangle atau empat kaki yang berketinggian lebih dari 42 meter. Lalu bagaimana dengan desain tower rooftop? Juga ada perbedaan yang cukup signifikan, yaitu masalah di kamuflase dan ukuran antena yang kebanyakan berukuran lebih kecil dari yang dipasang di Indonesia.

Kadang saya pikir yang dipasang adalah tower radio, tapi ternyata juga disisipkan tower GSM dan CDMA berukuran mini. Pewarnaan dan pengecatan juga disamakan dengan warna asli bangunan existing. Lalu bagaimana di Indonesia?

Sepanjang pengalaman saya, desain tower-tower di Indonesia baik itu greenfield atau rooftop belum banyak perubahan dari tahun ke tahun. Desain yang kaku dan tidak mengikuti perkembangan kota, kurang memperhatikan aspek keserasian bangunan sekitar dengan gedung existing dan kadang ketinggian terlalu membahayakan bagi pemukiman. Hampir tidak ada jarak aman antara tower dengan pemukiman umum.

Tower-tower rooftop di Indonesia kebanyakan didesain untuk bisa dipanjat oleh manusia, hal inilah yang menjadi perbedaan utama sepertinya. Hal berbeda dengan desain tower rooftop di New Zealand, peralatan yang memadai membuat insinyur-insinyur di sini mendesain tower menjadi sulit untuk dipanjat manusia secara manual. Misalnya tower rooftop berbentuk monopole, di Indonesia pasti ada anak tangga yang memang disediakan bagi teknisi untuk memanjat dan mengikatkan diri. Ini jarang saya temui di New Zealand karena mereka naik dan turun tower menggunakan lift atau peralatan berat yang memungkinkan kita memasang perangkat tanpa memanjat tower.

Hal ini akhirnya menjadi wajar jika kemudian banyak protes dari masyarakat, ahli-ahli tata kota dan departemen tata kota sendiri. Perletakan tower dan posisi yang tidak tepat karena terlalu dekat dengan pemukiman akhirnya berdampak dengan protes dari warga sekitar, inilah yang akhirnya berkembang dan tren menjadi istilah Community Issue.

Ke depan, proses perencanaan dan akuisisi site seharusnya juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan warga sekitar. Setidaknya radius tower saat terjadi kerobohan tidak menimpa rumah warga sekitar dan menimbulkan korban. Daerah yang seharusnya tetap menjadi daerah aman untuk pemukiman harus tetap di jaga, meskipun mungkin harus membutuhkan pembiayaan yang lebih besar karena menempatkan tower di area yang jauh dari pemukiman jelas akan lebih mahal.

Jalan dan Jalur Pedestrian di New Zealand

Wellington adalah ibu kota New Zealand. Kota yang berpenduduk kurang lebih 350.000 jiwa ini memang memiliki desain minimalis yang cukup memudahkan meskipun bagi Anda yang baru pertama kali datang di kota ini. Anda hampir tidak akan menemukan lorong atau jalanan kecil yang tidak diberi nama seperti lorong-lorong semisal di Kota Depok, Semarang atau Jakarta. Apalagi di kota Blora tempat kelahiran saya.

Ada yang membuat budaya jalan di sini sangat menyenangkan dan nyaman. Desain lampu traffic light dan zebra cross yang memang sangat mudah untuk digunakan para pedestrian atau pejalan kaki membuat Anda akan merasa nyaman. Dari hasil pengamatan yang saya lihat, lebar jalur pedestrian atau trotoar rata-rata adalah 2,50 – 3,00 meter. Cukup dari lebih untuk jalan berjajar 3-4 orang. Jika kita lihat, rata-rata jalur trotoar/pedestrian di Indonesia kebanyakan kurang dari 2,00 meter.

Untuk lampu traffic light saat pedestrian akan menyeberang juga cukup mendukung bagi para pedestrian. Selain di setting seperti halnya lampu traffic light di Indonesia, lampu traffic light di sini juga memiliki saklar khusus bagi para pedestrian. Saat para pejalan kaki ingin menyebrang, maka mereka tinggal menekan saklar tersebut lalu menunggu lampu menyala hijau yang juga khusus disediakan bagi para pedestrian. Silakan cek dan lihat pembahasan detailnya di sini.

Beberapa persimpangan dan perempatan jalan kebanyakan juga disediakan tempat berteduh bagi para pejalan kaki. Desainya cukup simple, mudah diterapkan, ringan dan yang cukup unik juga menghasilkan uang bagi pemerintah karena menyediakan space untuk billboard dan iklan.

Desain jalan untuk orang cacat dan orang tua

Inilah yang jarang dan kayaknya belum kita temukan di Indonesia. Desain trotoar dan tempat penyeberangan jalan (zebra cross dan area traffic light) dibuat cukup landai sehingga kendaraan dan kursi roda orang-orang cacat atau orang tua dengan leluasa bisa lewat. Beda tinggi antara jalan utama untuk lalu lintas kendaraan dan jalur pedestrian di tempat penyeberangan tidak lebih dari 3 centimeter, cukup nyaman dan mudah untuk jalur roda kursi roda, kereta bayi dan kendaraan orang cacat.

Kereta bayi juga merupakan pemandangan yang cukup wajar dan sering kita lihat di kota Wellington. Desain jalan, trotoar dan jalur pedestrian yang sangat ergonomis memudahkan Ibu/Bapak berjalan-jalan dengan bayi atau anak yang didorong di atas kereta bayi, kursi roda orang cacat dan orang tua.

Saya pribadi sangat berharap kelak desain trotoar dan jalanan di Indonesia didesain seperti ini. Memudahkan bagi orang tua, orang cacat dan orang yang sedang mengasuh anaknya untuk berjalan-jalan di kota. Mau diakui atau tidak, desain trotoar/pedestrian terhadap jalan utama di tempat penyeberangan di Indonesia memiliki beda tinggi yang sangat kontras, kebanyakan lebih dari 15 centimeter. Beda tinggi yang terlalu besar akhirnya tidak memungkinkan kursi roda, kereta bayi dan kendaraan orang cacat bisa terperosok. Kendaraan atau mobil pun akan sangat sulit melompati ini.

Download OpenOffice.org 3

Download OpenOffice.org 3, click here.

OpenOffice.org 3 is the leading open-source office software suite for word processing, spreadsheets, presentations, graphics, databases and more. It is available in many languages and works on all common computers. It stores all your data in an international open standard format and can also read and write files from other common office software packages. It can be downloaded and used completely free of charge for any purpose.

Download ThunderBird 2.0, Email Program

Download ThunderBird 2.0, click here.

ThunderBird is a Free Windows Email Client for everyone who wants to use it. I highly recommend it for anyone who uses personal email, and wants to keep everything organized, without much fuss.

It has a slew of features such as:

  • Easy to organize all your email in folders.
  • Tag and color code your email messages.
  • Show message history, so you can view the e-mail that went back and forth like a conversation.
  • Search quickly and easily throughout all your emails with powerful in email and search within all of your folders.
  • Saved your searches so you can find what you already found quickly and easily.
  • Phishing protection and privacy protection.
  • Powerful spam filtering system.
  • Automated updates that keeps everything up to date automatically.
  • Open source so there is a community working on it all the time.
  • RSS feed reader built in.

Download Real Player

Download Real Player, click here.

You can now run RealPlayer on your Intel Macs without the use of Rosetta, which mean it will be fast.

Download PDF Creator

Download PDF Creator, click here.
Link 1
Link 2

PDFCreator easily creates PDFs from any Windows program. Use it like a printer in Word, StarCalc or any other Windows application.

Hamil di New Zealand, Gimana Nih? Pelayanan Kesehatan Kehamilan di New Zealand Gimana?

Alhamdulillah, setelah setahun menunggu akhirnya Allah memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengasuh anak. Istri saya saat ini sedang hamil muda. Dia lagi manja-manjanya dan muntah hampir setiap malam. Kota Wellington yang dingin kadang memperparah kondisi itu.

Lalu bagaimanakah pelayanan kesehatan untuk kehamilan dan secara umum di New Zealand? Menurut saya adalah very-very worst, sangat buruk dan lambat. Lalu kenapa mereka masuk dalam jajaran negara yang sehat? Menurut saya karena pelayanan kesehatan yang buruk inilah yang membuat orang malas berkunjung ke dokter atau klinik sehingga laporan orang sakit tidak setinggi di Indonesia. Akhirnya data orang sakit yang masuk ke Depkes-nya New Zealand jumlahnya sedikit.

Seburuk apapun di Indonesia kita dengan mudah bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan misalnya di Puskesmas, dokter umum atau klinik-klinik yang terdekat dengan tempat bermukim kita. Tanpa memandang apakah Anda warga asli atau pendatang, harga juga tak terlalu beda jauh.

Lalu bagaimana dengan di New Zealand? Berikut ini saya jelaskan berurutan:

  1. Pertama Anda datang ke GP (General Practisioner), atau katakanlah Puskesmas kalau di Indonesia Anda harus registrasi dulu dan menunggu selama dua minggu untuk proses pendaftaran, padahal saat kita mendaftar itu benar-benar sedang sakit.
  2. Setelah dua minggu approved by GP, baru mereka membuat appointment untuk bertemu dengan dokter, bisa jadi kalau Anda beruntung Anda bisa langsung ketemu dokter hari itu, tapi kalau tidak siap-siaplah ketemu dokter 5 hari sesudahnya. Inilah yang istri saya alami saat mau memeriksakan kehamilan.
  3. Habis ketemu dokter, baru mereka memberikan nomor telepon/kontak untuk Bidan/Midwife yang bisa kita hubungi untuk menangani kehamilan. Lagi-lagi harus appointment dulu dengan mereka melalui telepon atau datang langsung ke kliniknya.
  4. Pemeriksaan dokter kebanyakan tidak sedetail dokter-dokter di Indonesia, jarang diberi obat, seringnya vitamin saja. Pada beberapa kasus sakit apapun diberi obat yang sama, yaitu Panadol.
  5. Pemeriksaan kehamilan di sini sangat njelimet dan rumit, selain itu jika Anda bukan warga asli sini atau pendatang dengan Student Visa kurang dari dua tahun jangan harap dapat biaya murah.

Jadi, secara umum saya menganggap pelayanan kesehatan di New Zealand tak sebaik di negara kita Indonesia. Akses secara langsung bisa Anda dapatkan tanpa melalui prosedural yang njelimet dan berbelit-belit, biaya pun hampir sama biarpun Anda warga pendatang atau bukan.